Golkar Bersatu Siap Menangkan Airlangga Hartarto Pada Pilpres 2024

RCN.com (Rohil) – Saat ini Partai Golkar sudah memiliki modal untuk memenangkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam Pilpres 2024 mendatang.

Hal tersebut berkaca dari hasil Pemilu Legislatif 2019, di mana Golkar menduduki posisi kedua perolehan kursi di DPR-RI dengan perolehan 85 kursi. Terlebih prestasi dan potensi Airlangga Hartarto yang menjadi nilai lebih untuk memimpin.

Partai Golkar menegaskan memiliki Calon Presiden (Capres) 2024 dari kader sendiri yang diyakini akan memberikan dampak elektoral untuk peningkatan kursi legislatif di daerah.

Karena hasil Pileg di tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan menjadi modal pencalonan bagi calon kontestan Pilkada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota pada November 2024 nanti.

Demikian ditegaskan Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) DPP Partai Golkar Zainudin Amali dalam konsolidasi pemenangan pemilihan Presiden 2024, oleh DPD Golkar Kaltim di Hotel Aston Samarinda, Sabtu (11/12).

Zainudin Amali menyebut ketika Golkar memiliki Capres sendiri, maka pastinya akan memberikan dampak elektoral terhadap perolehan kursi legislatif, baik itu pada tingkatan DPR RI maupun DPRD Provinsi dan kabupaten kota di seluruh Indonesia.

Pencalonan Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 mendatang, tambah Zainudin Amali, merupakan amanat Munas 2019 dan Rapimnas 2021 lalu, tentunya itu akan menjadi Capres dari Partai Golkar.

“Ketika kita melakukan Pilpres dengan baik, kalau kita menang saya yakin Pilkadanya kita akan dapatkan,” tegas Menteri Pemuda dan Olahraga.

Ia menambahkan dengan ditunjuknya Airlangga sebagai Capres maka hal itu merupakan sebuah keterikatan bagi masing-masing pengurus organisasi. Kader terikat akan keputusan partai.

Disebutkan Zainudin Amali, popularitas Airlangga saat ini memang masih belum berada dalam posisi yang optimal, karena hasil survei yang dimiliki per Januari 2021 hanya 29 persen, dan September 2021 naik menjadi 37 persen.

Oleh karena itu, ditargetkan pada pertengahan 2022 sudah harus berada pada kisaran 50-60 persen.

Perolehan kursi hasil Pemilu 2019 di DPR RI, Golkar meraih 85 kursi alias 14,78 persen. Karenanya masih belum bisa mencalonkan sendiri sebagai Capres, sehingga perlu berkoalisi.

“Dengan 85 kursi ini merupakan bekal yang kita punya, Ketum kita track record prestasi di pemerintahan sudah sangat baik. Punya kemampuan memimpin Republik ini. Kita harus kerja, dan kerjanya berangkat dari konsolidasi dan penataan organisasi dari tingkat provinsi sampai desa dan kelurahan,” jelasnya.

Menurutnya, Partai Golkar sejatinya memiliki struktur yang lengkap, bahkan sangat bagus infrastrukturnya. Itulah yang menjadi modal untuk bergerak.

Salah satu struktur penggerak di Golkar adalah Media Penggalangan Opini (MPO), di bidang ini akan mengelola berbagai informasi-informasi yang akan menjadi opini yang baik, dan opini yang baik akan membentuk persepsi, dari persepsi yang baik akan menghasilkan popularitas dan dari popularitas inilah hasilnya elektabilitas.

“Tanpa struktur yang tertata dengan baik, kita susah untuk memenangkan pertarungan, kalau ada kader Golkar yang melihat-lihat, lirik-lirik calon lain, berarti tidak patuh terhadap keputusan organisasi, keputusan partai,” tandas mantan Ketua DPD Golkar Jatim ini. (Golkar Indonesia


Baca Juga