Sekilas Pembentukan Korps Wanita TNI Angkatan Udara: Bentuk Realisasi dari Emansipasi
RCN (Jakarta) - Wanita TNI Angkatan Udara (Wara) menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari keluarga besar TNI Angkatan Udara (TNI AU). Di awal pembentukannya pada 12 Agustus 1963, Wara merupakan realisasi dari emansipasi wanita dan persamaan hak serta kewajiban para wanita dalam upaya bela negara.
Melansir laman resmi TNI AU, Sabtu (15/6) dijelaskan, pada tahun 1962 Deputi Menteri/Panglima Angkatan Udara Urusan Administrasi Laksamana Muda Udara Suharnoko Harbani mendapat tugas dan wewenang untuk membentuk Wanita Angkatan Udara (Wara).
“Dalam penugasan tersebut telah digariskan bahwa Wara bukan merupakan suatu korps tersendiri sebagaimana Korps Wanita TNI-AD (Kowad) dan Korps Wanita TNI-AL (Kowal) yang sudah terbentuk lebih dulu. Keanggotaan Wara diintegrasikan kedalam korps/kecabangan yang berlaku di lingkungan angkatan udara, sama dengan anggota militer pria lainnya,” tulis TNI AU.
Sama halnya dengan anggota militer pria, untuk menjadi anggota Wara juga harus melewati beberapa pendidikan dasar militer. Harapannya, mereka dapat mengubah cara kehidupan sipil menjadi kehidupan militer yang disiplin, bermental tinggi, serta bertanggung jawab.
Di masa awal, TNI AU memilih lereng Gunung Pelawangan yang berdampingan dengan Gunung Merapi, Kaliurang, Yogyakarta sebagai tempat pendidikan Wara.
“Pemilihan lokasi yang berhawa dingin ini merupakan tempat yang bersejarah, karena di sinilah tempat berkumpulnya para pemimpin Republik Indonesia untuk mengadakan perundingan dengan Belanda, di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara (KTN) sebelum pecahnya Perang Kemerdekaan II,” sambung TNI AU.
Rekruitmen angkatan pertama Wara dilakukan pertama kali di tahun 1963 dan pendidikan Wara yang pertama diikuti oleh 30 orang. Pendidikan angkatan pertama berlangsung tidak begitu lama lantaran pada saat itu ABRI (saat ini TNI) baru saja merampungkan Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat.
Setelah melalui berbagai tahap pendidikan, maka pada 12 Agusus 1963, ketiga puluh wanita yang telah mengikuti pendidikan itu dilantik sebagai perwira Wara.
Hingga saat ini, Wara masih aktif membantu TNI AU dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga kedaulatan negara. Sebagaimana motto yang mereka miliki yaitu ‘Kanya Bhakti Sakti Sejati’, Wara berkomitmen untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dengan keahlian serta kemahiran yang mereka miliki. (Red)
Tulis Komentar