Dampak Abrasi Parah Pada Bibir Pantai Kota Dumai, Masyarakat Terancam Kehilangan Asetnya

Bibir pantai Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai

RCN.COM (DUMAI) - Kota Dumai memiliki garis pantai sepanjang ± 135 km.Berada di Kecamatan Medang Kampai memiliki garis pantai sepanjang ± 30 km. Terdapat Kawasan Nelayan, Jalur Penghubung Kelurahan dan Daerah Pariwisata yang terancam Abrasi yang diakibatkan oleh gelombang pasang, untuk mengurangi dampak kerugian yang diakibatkan Abrasi Pantai, maka dapat dilakukan pengendalian dengan membangun turap penahan gelombang disepanjang pantai.

                              

Secara Geografis Wilayah Dumai berada pada posisi antara 1010.23”.37’ -1010.8”.13’ Bujur Timur dan 10.23”.23’ – 10.24”.23’ Lintang Utara. Berdasarkan posisi ini Zona Waktu Dumai adalah  UTC+7. Dumai memiliki luas wilayah 1.727.385 km2. Batas-Batas wilayah Kota Dumai bersebelahan dengan wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih serta Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir.

                     

Letak Geografis diatas menggambarkan Kota Dumai adalah daerah yang sering terjadi gelombang tinggi/ekstrim berada di sebelah Utara yang berbatasan dengan Selat Rupat. Area perairan Selat Rupat juga berbatasan dengan Selat Malaka dan sering dilintasi oleh transportasi laut baik kapal. cepat maupun kapal pengangkut barang.

                              

Informasi ini didapat dari Camat Medang Kampai juga informasi dari warga setempat yang berada disekitar pantai, efek dari turap yang rusak berimbas ke pengikisan lahan pada pesisir jalan.Pengikisan lahan pertahunnya bertambah selebar 2,5 Meter,  karena lahan terkena Abrasi sepanjang ± 142 Meter.

Camat Medang Kampai Indra Gunawan, saat dikonfirmasi awak media,  membenarkan hal yang terjadi yakni gelombang tinggi yang disebabkan oleh cuaca angin utara yang sering terjadi sehingga menimbulkan gelombang tinggi menghempas tanggul/turap pemecah gelombang dan juga bibir pantai yang ada dipesisir utara Kota Dumai.Bencana gelombang tinggi terjadi pada bulan Oktober tahun 2021 yang berdampak pada kerusakan turap. Dampak yang terjadi dari pengikisan lahan area pesisir adalah terjadinya keretakan jalan yang terjadi sampai saat ini sepanjang 10 Meter.

Ia juga menambahkan upaya penanggulangan awal yang dilakukan adalah dengan menimbun lahan yang terkena Abrasi dengan tanah timbun dan batu koral seadanya. Upaya ini dilakukan untuk menahan terjadinya abrasi semakin melebar dan meminimalisir kerusakan jalan yang terjadi.

"Pemerintah Kota Dumai sebenarnya sudah mengajukan alokasi anggaran untuk pemeliharaan dan pembangunan kawasan pantai, namun sampai sekarang belum ada pembangunan ulang yang dilakukan," terang Indra Gunawan pada Selasa (07/11/2023) lewat pesan whatsapp.

Seperti yang dialami oleh warga jalan Mattam Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai Firdaus, keluarganya yang bermukim di bibir pantai laut Dumai kehilangan lahannya.Menurut dia, tanaman bakau yang dahulunya banyak disepanjang bibir pantai Dumai, kini banyak yang hilang bukan karena dihantam gelombang tapi juga disebabkan perubahan status kawasan.

Dari pantauan dipesisir laut pantai Kecamatan Medang Kampai, tampak abrasi mengikis daratan pesisir Kota Dumai  dengan kedalaman sekitar dua meter, tampak  beberapa tunggul pokok kelapa yang sudah berada jauh dari bibir pantai. 
Banyak pemukiman penduduk yang akan terdampak terhadap ancaman oleh abrasi jika kondisi semacam ini dibiarkan berlarut larut  tanpa adanya langkah pencegahan.

Rahmat warga Kelurahan Pelintung, menjabarkan keluhan yang sama, ia menuturkan abrasi sudah sangat menggerus daratan Kota Dumai, beberapa tahun belakangan kondisi tersebut terlihat kian parah.

"Sebagian Kebun warga yang berada di bibir pantai sudah hanyut digerus abrasi,  beberapa diantaranya tanaman kelapa sawit dan durian, lihatlah ditengah laut sana ada tunggul kelapa, itu dulunya adalah daratan yang digerus abrasi," ujar Rahmat sembari menunjuk beberapa batang pokok kelapa timbul jauh dari bibir pantai.(Golan)


[Ikuti RiauCrimeNews.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar